Ia tak berubah meski hari berganti
Ia tak mati meski tertiup bayu
Ia tak lenyap meski di tinggalkan
Ia tetap bersenyum meski kadang menangis
Kebosanan mendekap rindu
Lari ku mencari
Sunyi…tangan meminggirkan
Sosok terbentang masa
Sumpal saja kuping ku
Biar tuli sekalian
Congkel saja bola mataku
Biar buta sekalian
Kau begitu nakal
Menarikan tarian tarian khayal
Menyanyikan kidung kidung ilusi
Menggores kata bermakna pada dinding maya
Aku memaksa bisu
Tertawa dalam diam
Berkata tanpa suara
Pandangan di dalam imaji
Ciut bernyali
Hanya menunggu
Menggembalakan lentera rasa agar tak pernah mati
Di antara harmony alam bumi logending
18/08/10
MENTARI DI PUNCAK EIFFEL
bagai menyapa batu menegur karang
diam tanpa geming suara terpecah
senyap dalam beku yang menjalari
hening dalam bisu yang menjerat
di ujung pagi tertebar asa
meneguk mimpi berperubah nyata
seiring mentari pagi mengahdir
menyemangati hidup hina(ku) di kolong langit
mengejar sinar menyentuh diri
meninggi terbang meraih rasa
tentang hangat yang mendekap
tentang sejuk yang menabur jiwa
elok rupa paras surya(mu)
bertahta agung tak terjamah jelata
hanya mampu memagut khayal
menari sendu di atas angan
tak jua hilang nalar memikirkan
tak jua lenyap hati menyenandungkan
sellalu hadir di antara desiran bayu
hingga mimpi hilang tertelan semu
lari tak jadi kejaran
terbang jua tak jadi gapaian
hanya memijak bumi kenyataan
mengikhlas yang tak berbalas
mentari pagi(ku) meninggi pergi
meninggalkan bekas terpatri sukma
rasa yang tak terberi
harap berperubah mati
berpikir bijak satu pilihan
semua tak bisa di paksakan
kendati keringat mengucur deras
bukan milik hilang terlepas
terbanglah mentari pagi(ku)
mungkin bukan di sini temaram senjamu
kan ku jenguk engkau di Champ de Mars
menemui kasih(mu) di "puncak" Eiffel(ku)
jatiluhur 09 01 2010
oleh
hanz van de boer
diam tanpa geming suara terpecah
senyap dalam beku yang menjalari
hening dalam bisu yang menjerat
di ujung pagi tertebar asa
meneguk mimpi berperubah nyata
seiring mentari pagi mengahdir
menyemangati hidup hina(ku) di kolong langit
mengejar sinar menyentuh diri
meninggi terbang meraih rasa
tentang hangat yang mendekap
tentang sejuk yang menabur jiwa
elok rupa paras surya(mu)
bertahta agung tak terjamah jelata
hanya mampu memagut khayal
menari sendu di atas angan
tak jua hilang nalar memikirkan
tak jua lenyap hati menyenandungkan
sellalu hadir di antara desiran bayu
hingga mimpi hilang tertelan semu
lari tak jadi kejaran
terbang jua tak jadi gapaian
hanya memijak bumi kenyataan
mengikhlas yang tak berbalas
mentari pagi(ku) meninggi pergi
meninggalkan bekas terpatri sukma
rasa yang tak terberi
harap berperubah mati
berpikir bijak satu pilihan
semua tak bisa di paksakan
kendati keringat mengucur deras
bukan milik hilang terlepas
terbanglah mentari pagi(ku)
mungkin bukan di sini temaram senjamu
kan ku jenguk engkau di Champ de Mars
menemui kasih(mu) di "puncak" Eiffel(ku)
jatiluhur 09 01 2010
oleh
hanz van de boer
Langganan:
Komentar (Atom)