About Me

aku adalah waktu,yang akan terus berjalan meniti masa

31/01/12

Sepucuk Surat Untuk Langit


Di sini........

Di tepian harap kakiku berpijak

Merapuh di atas titian waktu

Coba mengais asa yang masih tersisa

Adakah pijar lentera menemani langkah langkah kecil ini

Dimana tapak tapak kepayahan berada

Gontai.............

Hilang arah dan tujuan

Sementara masa kian berlalu

Meninggalkanku pada kepayahan yang mereka buat

Memasungku di dalam jeruji jeruji kenistaan

Membunuh kepercayaan

Mengubur semangat pada kekerdilan

Tuhan........

Aku tak mau

Biarkan aku berlari

Mengejar indahnya mentari

Bernyanyi,bersama cakrawala

Mengepakkan sayap sayap mengitari dunia

Merasakan sejuknya udara pagi

Hingga aku tak perlu lagi

Mendengar pasir pasir yang terus berbisik

Meneriakkan nada nada sumbang tentangku

Aku tak sanggup lagi

Merasakan sayatan sayatan manis lidah berbelati

Tuhan........

Ku titipkan sepucuk surat untuk langit

Agar KAU tahu

Aku ingin bisa tertawa lagi


29/01/12

Edelweiss


Ingin ku peluk tubuhmu saat emosi membakar hati
Merasakan kesejukan kasihmu
Menyusuri kanal-kanal cinta di dalam hatimu
Mendamaikan diri di atas kerinduan tak bertepi
Pada dirimu yang begitu istimewa

Tetapi......

Wajah yang begitu menawan
Dan juga tutur sapamu yang begitu lembut menentramkan
Yang dulu menghiasi setiap jengkal demi jengkal kehidupanku
Sekarang entah di mana

Mata indahmu yang dulu adalah milikku
Seolah tak mengenaliku lagi
Wajah menawan yang dulu begitu mempesonaku
Kini hambar tanpa kesan
Sedangkan,tutur sapamu yang dulu begitu lembut memanjakan hati ini
Seakan tak mampu lagi keluar dari bibir manismu

Di manakah edelweissku yang dulu
Mungkinkah kau akan kembali
Mengusir suasana sepi yang semakin kurang ajar menyiksaku
Dan juga untuk menghiasi,bilahan hari hariku lagi
Yang memburam setelah kau melupakanku

Jangan pernah selamanya kau terbang meninggalkanku
Karena cintamu telah memenjarakan hatiku

Ketahuilah
Tak kan pernah terbersit dalam hati ini untuk mencari cinta yang lain
Sebab perasaanku adalah milikmu
Atau bahkan
Separh jiwaku telah kau bawa dari kehidupanku

Di sini aku akan selalu menunggumu
Menantimu di sisa perjalanan hidupku
Di bawah kapel cinta yang dulu kerap kita peragungkan

Dengarlah lonceng-lonceng kerinduan yang menggema memecah dirgantara
Memanggilmu untuk kembali


ILALANG


Akukah ilalang di ladang kesunyian

Akukah keheningan yang harus terasingkan

Akukah lentera yang tak terizin untuk berpendar

Akukah mimpi terberangus api

Masih di sini bersama titian waktu

Biarkan aku ilalang,tetap tumbuh menolak luruh

Biarkan aku keheningan,...........menenangkan

Biarkan aku lentera,tetap memijar

Biarkan aku mimpi,akan tetap menjadi



PRAHARA GOTRA(amateur project)

Minggu 29 januari 2012 sudah hampir satu tahun saya menulis novel ini,entahlah apakah pada nantinya akan ada penerbit yang mau menerima karya amatir saya ini?Atau hanya akan menjadi konsumsi pribadi dan teman teman saja,karena di tolak penerbit?Yang pasti ada kenikmatat tersendiri saat saya mengawang dan mengembarakan imajinasi pada ruang tak bertepi itu.

Hal yang paling menghambat dalam proses penulisan ini adalah kondisi fisik dan psikhologis,jika mood sedang buruk boro boro mau menulis satu alinea ,satu baris pun sering kali memerlukan waktu berjam jam,tapi ketika keadaannya sedang baik berlembar lembar pun bisa di rampungkan.

Novel yang di padu dengan puisi puisi ini rencananya akan saya tulis tidak lebih dari 200 halaman .

sedikit kilasan tentang project amatir ini:

PRAHARA GOTRA

Sebuah project amatir yang berawal dari sebuah keisengan.Prahara gotra yang dalam bahasa indonesia bisa di artikan sebagai prahara keluarga merupakan sebuah novel besutan pertama saya yang mengisahkan bagaimana seorang pemuda desa dari keluarga sederhana dari sebuah desa pedalaman memiliki "mimpi" akan sebuah cita cita pendidikan yang lebih baik.Bekerja mandiri adalah satu usaha yang di upayakannya untuk bisa membiayai pendidikannya nantinya.Namun konflik mulai bermunculan saat ketika uang terkumpul dan sebuah pengaplikasian atas cita dan mimpinya hendak di lakukan,banyak sekali pertentangan di dalam keluarga tersebut.

Usut punya usut,ada sebuah kekuatan hitam yang menggunung di dalam salah satu anggota keluarga yang lain,sehingga dengan segala cara mematikan mimpi mimpi yang telah di bangun.

Banyak konspiracy yang terjadi,dendam masa lalu menjadi cikal bakal meledaknya dan tercerai berai nya keharmonisan keluarga ini.Dengan bermacam cara ambisi balas dendam itu di lakukan dengan cara cara yang tidak laik.

Dendam yang berlatar belakang sebuah tragedi kemanusiaan akan terenggutnya kesuciaan seorang gadis yang konon kejadiannya berpuluh puluh tahub lalu itu,akhirnya memberangus sebuah mimpi seorang bocah akan masa depannya,menghancurkan,menenggelamkan dan perlahan melupakan.


Alur cerita dari sebuah novel fiksi ini berakhir dengan kepergian dari tokoh utama,meninggalkan amuk amarah orang orang pengusung dendam di sekelilingnya.Mencari penghidupan di tempat lain dan dengan segala keterbatasannya , pada rentang usia yang tidak lagi bisa di bilang muda,ia masih berusaha mengujudkan cita yang sempat terhalang "dinding merah" saudara saudaranya.